Senin, 10 Juni 2013

Hubungan Antara Stres, Pola Makan, dan Obesitas

 Hubungan Antara Stres, Pola Makan, dan Obesitas

Oleh :     Susan J. Torres, Caryl A. Nowson, Ph.D. 
Pusat Aktivitas Fisik dan Gizi, Sekolah Latihan dan Ilmu Gizi, Deakin University, Burwood, Victoria, Australia. Diterima 3 Maret 2007, diterima 13 Agustus 2007. dipublikasikan online 17 September 2007.

Stres diduga mempengaruhi perilaku makan manusia dan telah diteliti dalam studi hewan dan manusia. Pemahaman kita tentang hubungan stres-makan ini dikacaukan oleh keterbatasan yang melekat dalam desain studi, namun, kita dapat membuat beberapa kesimpulan sementara yang mendukung gagasan bahwa stres dapat mempengaruhi pola makan pada manusia. Stres muncul untuk mengubah asupan makanan secara keseluruhan dalam dua cara, sehingga kurang atau makan berlebihan, yang dapat dipengaruhi oleh tingkat keparahan stressor. Kronis stres kehidupan tampaknya dikaitkan dengan preferensi yang lebih besar untuk energi dan padat nutrisi makanan, yaitu mereka yang tinggi gula dan lemak. Bukti dari studi longitudinal menunjukkan bahwa stres kronis dapat hidup kausal dikaitkan dengan kenaikan berat badan, dengan efek yang lebih besar terlihat pada pria. Stres-induced makan mungkin menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan obesitas. Penelitian selanjutnya yang mengukur tanda-tanda biologis stres akan membantu pemahaman kita tentang mekanisme fisiologis yang mendasari hubungan stres-makan dan bagaimana stres dapat dihubungkan dengan neurotransmitter dan hormon yang mengendalikan nafsu makan.

Penerjemah : Nise Liveona 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar